Senin, 02 Mei 2011

NII masuk parpol???

Mantan Menteri Peningkatan Produksi NII KW 9 Imam Supriyanto menyebutkan NII KW 9 memiliki tiga misi yakni pendidikan, ekonomi dan politik. Misi politik dari NII menemukan momentumnya seiring proses reformasi sejak 1998 silam dengan dibukanya keran demokrasi di Indonesia.
"Dengan munculnya era demokrasi, mereka (anggota NII) masuk partai politik seperti Partai Demokrat, Partai Golkar dan lain-lainnya," ujarnya saat bertemu Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso di gedung DPR, Jakarta, Senin (2/5/2011).
Dia mencontohkan tren masuknya kader NII ke partai politik salah satunya dilakukan putera Pandji Gumilang yang saat ini menjadi anggota DPRD Indramayu dari Partai Golkar. Dalam Pemilu 2009 lalu, Imam menyebutkan partai seperti Partai RepublikaN salah satunya menjadi labuhan para kader NII. "Saat itu kan partai sedang mencari calon anggota legislatif," katanya.
Imam yang bergabung di NII KW 9 sejak 1997-2007 ini menyebutkan masuknya kader NII ke sejumlah partai politik memiliki target akhir berupaya melakukan perubahan konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "NII tidak terus terang, tidak seperti PKS yang mengusung ideologi Islam," ucapnya.
Ketika singgung masuknya sejumlah kader NII ke partai politik besar seperti Partai Demokrat dan Partai Golkar, Imam menyebutkan dengan bergabung ke partai politik besar akan memudahkan menyalurkan ideologi NII ke parlemen. "Targetnya ideologi, ending-nya perubahan konstitusi," cetusnya.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso mengaku bersyukur hingga saat ini kader NII KW 9 belum masuk di jajaran pengurus. "Kami bersyukur kader NII belum masuk menjadi pengurus Partai Golkar," katanya mengomentari informasi Imam Supriyanto terrkait masuknya kader NII ke sejumlah partai politik termasuk Partai Golkar.
Dihubungi terpisah, mantan pengikut NII KW 9 Al-Chaidar tidak menampik bila kader NII masuk ke sejumlah partai politik. Lebih dari itu, AL-Chaidar menyebutkan target utama dari kader NII justru mendirikan partai politik sendiri. "Namun sebelum terbentuk partai politik, mereka masuk ke parpol yang sudah ada," ungkapnya.
Namun ketika dikonfirmasi terkait tujuan akhir pembentukan partai politik bertujuan untuk mengubah konstitusi negara? Al-Chaidar menampiknya. Menurut dia, perubahan konstitusi dari Pancasila ke Islam merupakan informasi yang manipulatif.
"Itu bohongan saja, nonsens. Justru adanya NII KW 9, supaya kapok tidak membicarakan Negara Islam Indonesia. NII KW 9 ini palsu, justru ini membuat gerakan yang sifatnya bersebrangan dengan tujuan oleh NII yang asli," hangatnya.
NII KW 9 belakangan kembali mencuat setelah munculnya laporan dari para orang tua terkait kehilangan anak mereka. Raibnya sejumlah anak diindikasikan karena telah mengalami cuci otak oleh NII KW 9.  Pola NII KW 9 selama ini identik dengan pengumpulan dana.
Namun informasi dari mantan petinggi NII KW 9 Imam Supriyanto terkait upaya NII KW 9 masuk ke dalam partai politik yang bertujuan untuk mengubah konstitusi negara jelas cukup mengejutkan. "Kami berharap agar aparat kepolisian dan intelejen dapat menangkal gerakan semacam ini. NKRI sudah final," tandas Priyo Budi Santoso.

sumber: INILAH.COM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar